UPDATETERKINI.ID, Jakarta – Kegiatan donor darah yang digelar selama lima hari terakhir di Kantor Wali Kota Jakarta Utara berlangsung dengan tertib dan lancar. Kepala Markas PMI Jakarta Utara, Nurhasanudin, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas dukungan luar biasa dari berbagai pihak, khususnya Wali Kota Jakarta Utara yang sangat mendukung penuh terselenggaranya kegiatan tersebut.
“Ini semua berjalan lancar karena kolaborasi yang solid. Tidak hanya dari pemerintah, tapi juga dukungan dari perusahaan-perusahaan melalui CSR dan Bajis Baznas Jakarta Utara yang menyumbangkan hampir 2.000 paket sembako,” ujar Nurhasanudin.
Ia menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai bentuk antisipasi terhadap kekritisan stok darah yang biasa terjadi saat libur panjang dan hari raya. “Data tahunan menunjukkan, masa kritis darah selalu datang di momen-momen itu. Jangan sampai kita baru sadar pentingnya darah saat ada orang teriak-teriak butuh darah. Kita harus antisipasi. Kita dorong masyarakat untuk rutin mendonor, disiapkan apresiasinya oleh perusahaan, dan didorong oleh pemerintah,” jelasnya.
Nurhasanudin juga mengapresiasi peran para relawan yang tanpa lelah melayani dan mengatur jalannya kegiatan, agar ratusan hingga ribuan pendonor dapat terlayani dengan tertib. Ia juga mengajak masyarakat untuk menjadikan donor darah sebagai kebiasaan sehat setiap 61 hari sekali.
“Manfaatnya bukan hanya untuk penerima, tapi juga buat pendonor sendiri. Dengan rutin mendonor, tubuh jadi lebih sehat. Jangan sampai kita nanti menjadi orang yang menerima darah. Kita upayakan sampai akhir hayat kita menjadi orang yang memberi darah. Artinya Allah memberi sehat kepada kita,” tambahnya.
Meski tidak menargetkan jumlah kantong darah secara pasti, panitia menyediakan kapasitas hingga 500 kantong per hari. Namun, menurutnya, darah bukanlah komoditas yang bisa diproduksi massal, melainkan bergantung pada keikhlasan setiap individu.
“Kemarin tidak menargetkan secara mutlak, tapi ada batasan 500 kantong per hari. Nyatanya tidak selalu terpenuhi, kadang masih ada sisa 7 atau 30 kantong. Tapi buat kami ini bukan soal angka, tapi soal misi kemanusiaan—menunjukkan bahwa kita semua bisa bersatu menyelamatkan sesama,” jelas Nurhasanudin.
Kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi dan halal bihalal antarwarga. “Kadang yang dari Priok dan Cilincing ketemu di situ. Itu yang saya sebut silaturahmi kemanusiaan. Tidak hanya salaman, tapi juga berbagi niat menyelamatkan saudara kita yang sedang sakit,” tutupnya.
(Imas)