Taman Bendera Pusaka Diproyeksi Jadi Ruang Multifungsi di Jakarta

Ekonomi31 Dilihat

UPDATERKINI.ID, Jakarta-Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus berupaya menghadirkan ruang terbuka hijau yang bermanfaat dan multifungsi untuk warga Jakarta.Terbaru, Pemprov DKI akan menghadirkan taman baru yakni Taman Bendera Pusaka yang akan mengintegrasikan tiga taman yakni Taman Langsat, Ayodia dan Leuser di wilayah Kebayoran Baru.

Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, M. Fajar Sauri, menjelaskan, dengan luas sekitar enam hektare, Taman Bendera Pusaka didesain untuk menghadirkan harmoni dalam ekologi alam. Di tengah kepadatan kota, keberadaan alam harus dipertahankan untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

”Salah satu yang dipertimbangkan dalam desain taman adalah aspek ekologi. Dengan mengembalikan ekosistem alami taman sebagai paru-paru kota, kami berupaya melestarikan pohon-pohon eksisting untuk menjaga sumber daya yang sudah ada dan meningkatkan kualitas lingkungan,” jelas Fajar, di Jakarta, pada Jumat (08/08/2025).

Sementara itu, Pakar Tata Kota dan Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Ketua Bidang Pembangunan dan Tata Kota, Nirwono Joga, menjelaskan, penataan tidak hanya dilakukan di dalam taman sebagai ruang terbuka hijau (RTH), tetapi juga kawasan di sekitarnya turut ditata demi kenyamanan sekaligus mendorong mobilitas hijau bagi warga Jakarta.

”Kita mengharapkan orang yang datang ke taman menggunakan transportasi hijau, seperti menggunakan transportasi publik atau berjalan kaki. Sehingga otomatis trotoar harus direvitalisasi untuk menghubungkan tiga taman. Jadi menuju tempat hijau dengan cara yang hijau,” jelas Nirwono di Jakarta, pada Kamis (7/8).

Taman Bendera Pusaka didukung dengan akses transportasi publik yang dekat, seperti MRT dan Transjakarta. Aksesibilitas ini membuat taman lebih mudah diakses tanpa menggunakan kendaraan pribadi.

Nama Bendera Pusaka dipilih sebagai simbol semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Layaknya rajutan benang sang saka yang dijahit Fatmawati, tiga taman dihubungkan sebagai satu kesatuan ruang. Semangat ini membawa pesan untuk menyatukan kekayaan alam sebagai ruang publik yang bermanfaat bagi banyak orang.

Secara tata kota, Kebayoran Baru, yang merupakan lokasi tiga taman, dulunya dirancang oleh Insinyur M. Soesilo pada 1948. Saat itu, ia menerapkan konsep kota taman dengan mengutamakan ruang terbuka hijau sebagai fasilitas publik.

Seiring waktu, lokasi taman yang berada di sekitar Blok M ini juga menjadi sentra ASEAN. Oleh karenanya, penataan taman dilakukan dengan standar internasional dengan mengedepankan aspek keberlanjutan. Hal ini juga sejalan dengan upaya Jakarta sebagai kota global.

”Ini merupakan upaya mengembalikan sejarah kota dengan kawasan Kebayoran, juga sejarah bangsa Indonesia dengan bendera pusakanya, serta sejarah internasional dengan keberadaan ASEAN, sebagai upaya mewujudkan Jakarta sebagai kota global,” pungkas Nirwono.

(Ade)