UPDATERKINI.ID, Jakarta-Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggelar seminar dan forum diskusi melalui akselerasi inovasi infrastruktur dan layanan digital mewujudkan Jakarta top 50 Global City di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (5/8).Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggelar seminar dan forum diskusi melalui akselerasi inovasi infrastruktur dan layanan digital mewujudkan Jakarta top 50 Global City di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (05/08/2025).
Pembicara dalam acara ini yaitu Mira Tayyiba, Direktur Jenderal Teknologi Pemerintah Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika; Iwan Djuniardi, Staf Ahli Bidang Peraturan dan Penegakan Hukum Pajak Kementerian Keuangan; Marsudi Wahyu Kisworo, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN); Sarwoto Atmosutarno, Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL); serta Thomas Schwab, Managing Director ebm-papst SEA.
Kegiatan seminar dibuka oleh Gubernur DKI Jakarta ini bertujuan untuk mendorong pengembangan infrastruktur digital yang berkelanjutan diantaranya pengolahan data center terintegrasi yang aman, penyediaan fiber optic backbone dan wireless access point di ruang-ruang publik strategis, serta pengembangan kawasan digital smart building yang sesuai dengan prinsip green dan sustainability development untuk mendukung transformasi digital dan infrastruktur strategis sebagai syarat utama Jakarta menjadi kota global.
Menurut Gubernur Pramono, terdapat tiga aspek utama yang harus diperkuat sebagai fondasi untuk mewujudkan target tersebut, yaitu transportasi dan mobilitas, infrastruktur fisik dan aset, serta infrastruktur digital.
“Bagian terpenting yang harus diselesaikan di Jakarta saat ini adalah bagaimana mengatur mobilitas 4 juta orang setiap pagi dan sore hari. Jika hal ini bisa diselesaikan atau setidaknya dikurangi, maka kemacetan tidak lagi menjadi momok yang menakutkan bagi Jakarta,” jelasnya.
Terkait infrastruktur, Gubernur Pramono mengimbau agar pemanfaatan aset yang ada bisa dimaksimalkan. Ia menyebut Jakarta telah memiliki infrastruktur yang mumpuni, seperti Jakarta International Stadium (JIS) dan Taman Ismail Marzuki (TIM), yang dikelola oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro).
“JIS akan terus kita dorong, misalnya dengan menghubungkannya ke kawasan Ancol. Kita perbaiki sistem transportasinya, beri kemudahan akses, bahkan kita buka jalan bagi Jakpro untuk bekerja sama dengan Persija. Sekarang JIS sangat ramai, banyak orang datang dan membicarakannya. Bahkan PSSI pun ingin menjadikannya sebagai home base tim nasional. Ini mencerminkan antusiasme bangsa kita untuk terlibat,” urainya.
Lebih lanjut, Gubernur Pramono menegaskan, Jakarta butuh jaringan digital yang mandiri untuk mendukung layanan pemerintahan yang aman, cepat, dan terkoneksi melalui Government Digital Network. Pembangunan infrastruktur digital ini menjadi pondasi utama dalam mewujudkan Jakarta sebagai Smart Giga City, yakni kota yang mampu menjalankan fungsi sensing, understanding, dan controlling secara digital dalam berbagai aspek pelayanan publik dan tata kelola kota. Selain itu, pengembangan Government Digital Network juga akan mendukung penerapan konsep Green and Sustainable Building, guna menjadikan Jakarta sebagai kota yang layak huni dan berkelanjutan.
“Kita mulai memikirkan penyediaan akses nirkabel di ruang-ruang publik, menghadirkan koneksi internet yang stabil dan berkecepatan tinggi, serta data center yang mudah diakses,” lanjut Gubernur Pramono.
Penguatan infrastruktur dan jaringan digital yang terintegrasi diharapkan dapat membangun kepercayaan masyarakat terhadap layanan pemerintahan yang transparan, adaptif, dan berbasis data. Hal ini menjadi langkah konkret dalam percepatan inovasi infrastruktur dan layanan digital kota.
Selain tiga aspek utama tersebut, Gubernur Pramono menyatakan bahwa Jakarta memiliki keunggulan dalam hal multikulturalisme. Potensi seni dan budaya disebutnya sebagai salah satu parameter penting dalam penilaian Jakarta sebagai kota global.
“Kelebihan Jakarta dibandingkan kota-kota global lainnya adalah budayanya. Budaya inilah yang membuat hasil survei menempatkan Jakarta di tingkat menengah. Indonesia, terutama Jakarta, merupakan kota yang multikultur, multietnis, dan multireligius. Karena itu, saya minta kultur Betawi harus dimunculkan dalam setiap acara,” tambah Gubernur Pramono.
Sementara itu, Atika Nur Rahmania, Kepala Bappeda Provinsi DKI Jakarta, memaparkan langkah-langkah konkrit yang telah dan akan diambil Pemprov untuk mengantar Jakarta menjadi salah satu dari jajaran Top 50 Global Cities.
Pengembangan Jakarta ke depan adalah aspek pertukaran informasi (information exchange) yang menjelaskan kapasitas suatu kota dalam mengakses, mendistribusikan, dan mengelola informasi yang krusial untuk mendukung konektivitas global dan ekosistem digital yang tangguh. Sehingga ketersediaan infrastruktur digital sangat penting sebagai syarat mendasar untuk melakukan transformasi pada sektor layanan publik, transportasi, perencanaan ruang, dan pertumbuhan ekonomi kota, serta aspek kolaborasi lintas sektor dalam upaya perwujudannya,” jelas Atika.
Sebagai badan usaha milik daerah (BUMD), Direktur Utama Jakpro menyampaikan dukungannya melalui pengembangan berbagai infrastruktur digital, termasuk fiber optic backbone, smart building, dan data center. Peran ini diperkuat oleh anak usaha Jakpro, yaitu PT Jakarta Infrastruktur Propertindo (JIP), yang kini tengah mengembangkan Internet Service Provider (ISP).
“Jakpro dan JIP berkomitmen untuk menjadi penggerak infrastruktur digital Jakarta. Kami siap menyediakan jaringan yang aman dan stabil untuk mendukung sistem layanan digital pemerintah,” ujar Iwan Takwin.
(Ade)