UPDATETERKINI.ID, Jakarta-Sebagai tindak lanjut atas keluhan warga terkait sering terjadi kecelakaan dan tanah merah yang berceceran di Jalan yang berasal dari kendaraan mobil LH yang parkir di tanah lapangan RW 04 Kelurahan Semper Barat di respon Dewan Kota Jakarta Utara (Dekot) .
Sebelum meninjau lokasi seperti yang dikeluhkan oleh warga, perwakilan Sudin LH, Dewan Kota, pengurus RT dan RW, FKDM, 3 PILAR, LMK dan tokoh masyarakat bersama pihak kelurahan Semper Barat melaksanakan rapat di kantor Kelurahan Semper Barat, Kamis (12/06/2025).
Anggota Dewan Kota Jakarta Utara, Epriyanto menjelaskan, keinginan warga adalah tidak adanya mobil-mobil yang parkir di dalam sini di tutup dulu sementara.
“Memang yang elegan ini mobil-mobil ini berada di tiap Satpel. Ketika saya turun ke lapangan masih banyak mobil-mobil dari pusat, timur dan barat yang titip parkir disini bagaimana prosesnya saya engak tahu. Maka, jangka pendeknya saya akan berkomunikasi dengan pimpinan kota agar kita carikan tempat buat LH untuk menaruh mobil ini selama jalan ini diperbaiki. Untuk selanjutnya, harus ada komunikasi dengan kawan-kawan di wilayah, pemerintah kota, SKPD dan UKPD bagaimana proses selanjutnya,”ujar Epri.
Lebih jauh ia menjelaskan, lumpur yang tercecer dijalan produk dari mobil Lh ini jika hujan menyebabkan jalan licin dan sering menimbulkan kecelakaan, kalau panas menimbulkan debu sehingga dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan atas,: ujar epri.
“Jadi, tahap awal saya berkoordinasi dengan pimpinan kota untuk mencarikan tempat untuk mobil-mobil ini sementara. Ada beberapa lokasi sementara, sore ini saya menghadap langsung dengan Pimpinan Kota untuk mencari solusi terkait tempat ini mungkin untuk awal kita akan mendata mobil LH yang memang dari utara, yang penting disini kosong dulu tidak ada mobil-mobil dari Barat, Timur dan Pusat yang di titipkan disini.
Dinas LH harus melakukan pengadaan lahan untuk pool parkir sehingga dapat meningkatkan pelayanan kepada kemasyarakat, sampai saat ini di Cilincing saja mereka sering menimbulkan masalah, baik terkait tempat pembuangan sampah sementara maupun terkait parkir kendaraan, contoh TPS Kober yang digunakan LH tetapi aset pertamanan yang selalu berpolemik dari dahulu.
TPS Budi Dharma pun sama, setidaknya Dinas LH harus melakukan pakai pinjam mutasi aset sehingga jelas dipelihara oleh siapa, pool kendaraan itu sangat vital bagi Dinas LH. Bagaimana mereka punya kendaraan banyak tapi minim lahan. Tinggal mau serius atau tidak menyelesaikan permasalahan ini, satu lagi Kasudin harus komunikasi dan koordinasi dengan wilayah setidak-tidaknya kalau rapat jangan hanya PJLP saja yang di suruh hadir, akhirnya tidak ada solusi”ungkapnya.
(Amin)