UPDATERKINI.ID, Jakarta-Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Selatan (Kalsel) mengunjungi Kantor Wali Kota Jakarta Utara untuk mempelajari tentang sejauh mana pengelolaan sampah dan unit kerja.
“Mereka juga mengalami hal yang sama terkait timbunan sampah dan mereka sampikan hal itu oleh ketuanya bahwa di Kalimantan pun mengalami hal yang sama yang mana mereka sampaikan secara sekilas tentang sampah sama dengan kota-kota lain dimana sampah menjadi problem,ndimana kalau didiamkan tumpukan sampah membuat lingkungan tidak nyaman,”ungkap Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Kota Administrasi Jakarta Utara, Wawan Budi Rohman, seusai acara di Ruang Fatahillah, Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Jumat (27/06/2025).
Ditambahkan oleh Kepala Sudin Lingkungan Pemkot Jakarta Utara, Edy Mulyanto mengatakan, kehadiran temen temen dari komisi III DPRD Kalimantan Selatan didampingi Dinas Lingkungan Hidup terkait sampah.
“Memang persoalan di seluruh Indonesia adalah terkait darurat sampah dan itu sama dengan apa yang disampaikan oleh Pak Menteri. Kalau kita tidak memulai sekarang dan itu harus kita mulai dari sekarang. Jakarta Utara kebetulan di jadikan percontohan, mungkin temen-temen dari Kalimantan Selatan Jakarta Utara menjadi percontohan. Kita juga sedang belajar juga, untuk Jakarta Utara kita sudah mendahului, mungkin yang pertama harus mempunyai peta jalan tentang pengolahan sampah dan Alhamdulillah Jakarta di jadikan percontohannya di Jakarta Utara dan Pak Menteri yang langsung mendeklerasikan di bulan Febuari kemarin,”ujarnya.
Lebih jauh Edy menuturkan, sampai sekarang sampah itu harus dipilah. Jadi, di tahap hulunya timbunan sampah harus dipilah.Sumber sampah terbesar adalah pemukiman, kawasan dan itu saya sampaikan saat paparan.
“Sebenarnya kalau itu semua kita lakukan bersama-sama dan si polutan si penghasil sampah harus mau mengolah sampahnya sendiri, saya nyakin itu bisa dan itu kita sedang menuju ke situ Jakarta Utara. Pekerjaan rumah (PR) beratnya adalah timbunan sampah ini akan kita pecah menjadi dua sesuai jenis sampah.Organik ini PR kita bersama di hulunya, kita punya beberapa pusat olahan organik hampir 52 olahan organik seperti BSF, ecoenzim, komposter dan biodenser. Konsep Biodenser ini bisa kita lakukan secara besar-besaran untuk kapasitasnya,”terangnya.
(Idris)